Liputan Cakrawala News: Terbatasnya Pengetahuan Penyebab Indonesia Menjadi Korban Biopiracy Rabu, 27 September 2017

CN, Jakarta – Keanekaragaman hayati (kehati) merupakan keragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem dari tumbuhan, hewan dan mikroba di suatu daerah.

Peneliti Senior Mikrobiologi LIPI, Endang Sukara mengatakan Indonesia menjadi “laboratorium alam” yang begitu diminati oleh peneliti-peneliti asing dunia, dan tidak jarang menjadi target pembajakan aset kehati atau yang dikenal dengan istilah biopiracy.

“Indonesia memiliki sekitar 10% dari total spesies tumbuhan di dunia. Kendati demikian, Indonesia masih belum bisa menikmatinya lantaran masih terbatasnya pengetahuan. Hal itu menyebabkan Indonesia seringkali menjadi korban biopiracy atau pembajakan aset keanekaragaman hayati,” kata Endang Sukara disela-sela Acara Diskusi Bhumi Mengenal Biopiracy (Pembajakan Keanekaragaman Hayati) dan Perdagangan Satwa Liar Ilegal di Yayasan Kebun Raya Indonesia, Jakarta, Rabu (27/9/2017).

Menurutnya cara untuk mengantisipasi pembajakan aset kehati yaitu membatasi akses peneliti asing yaitu dengan memberikan fasilitas bagi peneliti di Indonesia kepada akses yang lebih luas dan Pemerintah dalam hal ini Presiden menunjuk dan memanfaatkan badan dan lembaga yang ada seperti LIPI untuk mengelola keanekaragaman hayati yang memiliki potensi ekonomi.

“Kita tahu ada biodiversity, tapi jembatan antara ilmu pengetahuan dengan pembangunan masih belum ada paket kebijakakannya. Maka peran perundangan harus dicermati karena sebetulnya undang-undangnya sudah mendukung,” ungkap Endang Sukara.

Sumber:http://www.cakrawalanews.co.id/artikel/1460/Terbatasnya-Pengetahuan-Penyebab-Indonesia-Menjadi-Korban-Biopiracy-/